Thursday, November 29, 2012

Yen koreksi, euro stabil

Jakarta, Strategydesk - Yen terkoreksi dari level tertinggi dalam seminggu terakhir dan euro stabil setelah pernyataan pejabat AS berhasil mengurangi kecemasan soal jurang fiskal, untuk sementara.
Ketua Kongres John Boehner, anggota top Republik, menyatakan optimis bisa mencapai kesepakatan dengan Gedung Putih untuk mencegah krisis fiskal, meski ia masih menentang gagasan menaikkan pajak untuk orang kaya. Presiden Obama mengatakan ia berharap kesepakatan bisa dicapai dengan Kongres sebelum Natal. Menurutnya, tujuan utama adalah mengendalikan defisit dan ia yakin kedua partai dapat menyetujui kerangka mencapai tujuan itu dalam beberapa minggu ke depan.
Pernyataan dari Boehner dan Obama kontras dengan perkataan dari Senator Harry Reid yang menyebut belum ada perkembangan berarti dalam negosiasi untuk mencegah jurang fiskal. Pasar sempat berjatuhan karena pernyataan itu. Kini pernyataan dari kedua pejabat itu untuk sementara memberi kelegaan ke pasar. Namun laju kemungkinan masih terbatas karena masalah belumlah tuntas. Pasar masih belum mendapat detil bagaimana kedua partai di Kongres AS bisa mencapai kompromi.
Menurut analis, isu jurang fiskal kini menjadi tema utama di pasar. Pasar khawatir kenaikan pajak dan pemotongan anggaran otomatis senilai $600 miliar di awal tahun depan bisa menjerumuskan AS kembali ke resesi dan turut menyeret dunia. Pertanyaannya apakah para politisi di AS bisa benar-benar mencapai kesepakatan untuk mencegahnya.
Bila seiring waktu semakin terlihat adanya kesepakatan, pasar bisa bergerak positif di akhir tahun. Sebaliknya bila menjelang Natal dan akhir tahun belum ada perkembangan positif, pasar bisa semakin gelisah. Namun, para analis juga mengatakan pergerakan pasar semakin dipengaruhi oleh penyesuaian posisi di akhir tahun di saat investor dan hedge fund menutup buku.
Yen bergerak di 82,11 per dollar, setelah sempat menyentuh 81,66 kemarin. Ekspektasi permintaan dollar/yen di akhir tahun juga membantu mata uang AS itu. Bila jurang fiskal semakin terlihat bisa dihindari, dollar bisa melanjutkan tren penguatan atas yen. Untuk saat ini, pair itu masih terjebak di 80-82.
Sementara itu euro diperdagangkan di $1,2956, stabil dibandingkan level penutupan sebelumnya dan menjauhi low kemarin $1,2880. Optimisme mengenai jurang fiskal berperan menjaga mata uang itu. Tapi lajunya terhambat di tengah kekhawatiran pasar mengenai kesepakatan bailout Yunani, terutama terkait bagaimana Yunani bisa melaksanakan rencana buy back sebelum tenggat waktu 13 Desember. Meski demikian, kecemasan soal krisis utang Eropa sedang surut, dengan yield obligasi Italia turun ke level terendah sejak Februari 2011, turut membantu euro.
Euro bakal menemukan resistance di $1,2990-1,3000 dan selama belum ada sentimen positif baru yang kuat, euro masih sulit menembus lebih jauh dari sana. Terhadap yen, euro diperdagangkan di 106,32, setelah sempat jatuh sampai 105,23. 

Pasar Harapkan 7% Dari Kenaikan Suku Bunga Bank of Canada


USD / CAD diperdagangkan pada 0,9933 meskipun USD menguat terhadap sebagian besar mata uang kecuali mata uang komoditas  AUD dan NZD.



Harapan untuk suku bunga di Kanada tetap stabil sejak Mark Carney mengumumkan  keluar dari Dewan Komisaris .

Dan Saat ini pasar mengharapkan  7% dari kenaikan suku bunga di Kanada selama 12 bulan ke depan.

sementara Pemulihan sektor perumahan AS sepertinya masih rapuh dengan kembali turunnya penjualan rumah di bulan Oktober. Penjualan rumah (versi new home sales) turun 0,3% menjadi 368.000 unit; lebih rendah dari estimasi 390.000 unit dan publikasi September 369.000 unit.

sementara Badai Sandy yang merusak sebagain negara bagian AS telah menimbulkan   kerugian hampir $37 milyar akibat kerusakan di New Jersey , demikian menurut laporan Associated Press pada hari Rabu. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan angka dalam anggaran tahunan negara yang dirilis Gubernur Chris Christie, yang meminta bantuan pemerintah federal untuk membayar kerugian.
Dalam laporannya, Christie menyebutkan jika lebih dari 30.000 rumah dan fasilitas bisnis hancur atau rusak akibat terjangan Badai Sandy pada akhir bulan Oktober lalu. Ia juga menambahkan bahwa Federal Emergency Management Agency sejauh ini telah mengucurkan sekitar $500 juta dana bantuan, sementara 230.000 warga New Jersey telah terdaftar untuk menerima bantuan

Fiscal Cliff, Obama dan Senat capai kemajuan, Dolar AS melemah


Financeroll – Dolar AS jatuh atas mata uang besar lainnya di perdagangan Rabu (28/11) setelah para investor melakukan risk appetite, atas optimisme bahwa Washington akan mencapai kesepakatan dalam pembicaraan mengenai anggaran negara yang akan menjauhkan AS dari jurang fiskal.
Saat kemudian Presiden Barack Obama dan juru bicara Senat John Boehner berbicara mengani kemajuan yang mereka peroleh, Dolar AS langsung bergerak melemah. Mereka menyatakan bahwa para legeslatif telah setuju dengan eksekutif mengenai kenaikan pajak hingga sebesar $600 milyar dan melakukan pemangkasan sejumlah anggaran yang akan dilakukan diawal tahun ini.
Boehner menegaskan optimismenya dengan menyatakan bahwa mereka bisa bekerja sama kembali untuk mengakhiri krisis ini lebih cepat dari perkiraan semula. Presiden Obama sendiri menegaskan bawa tujuan ini diharapkan bisa tercapai sebelum Natal.
Paska pernyataan ini, bursa saham AS langsung merespn naik dimana indek Dow Jones berbalik arah dari koreksi 100 poin dan menguat 107 poin kemudian.
Indek Dolar AS langsung turun ke 80.262 dari sebelumnya di 80.344. Sebelumnya, sebagaian investor merasa aman dengan Dolar AS setelah pernyataan Senator Harry Reid dengan menyatakan bahwa sejauh ini hanya kemajuan kecil yang mereka dapatkan untuk mencapai kesepakatan menganai anggaran dengan pemerintah.
Dengan ketidak pastian ini, Dolar sebagai asset save haven menguat. Dukungan kenaikan Dolar AS ini juga akibat data ekonomi AS sebelumnya yang mengisyaratkan adanya perlambatan dalam aktifitas manufaktur serta kontraksi dalam bisnis.
Dalam perdagangan EUR/USD, Euro masih melemah dan berakhir ke $1.2939 dari sebelumnya di $1.2944, sebelumnya Euro sempat menguat dengan kesepakatan yang terjadi antara Kreditor dengan Yunani mengenai bantuan keuangan untuk mengatasi krisis. Pun demikian, hal ini belum sepenuhnya melegakan, pasalnya semua kesepakatan ini akan dikembalikan lagi ke parlemen masing-masing negara dan hal ini masih memerlukan waktu pembahasan lebih lanjut.
Dalam perdagangan GBP/USD, bergerak melemah ke $1.601, dari sebelumnya di $1.6023. Semenetara dalam perdagangan USD/JPY tidak jatuh sebagaimana dengan mata uang lainnya, hal ini mengingat Yen juga dianggap sebagai safe haven. Dolar AS dibeli pada posisi ¥81.96, dari sebelumnya di ¥82.12.
Dalam jangka pendek, Dolar diperkirakan bisa kembali menguat namun dalam jangka panjang akan terasa lebih berat untuk naik kembali. Jurang Fiskal AS akan menjadi sandungan bagi Dolar AS untuk bisa menguat kembali, ketidak pastian akan penyelesaian masalah fiskal AS ini akan membuat Dolar AS melemah. Posisi terbaik adalah memanfaatkan melemahnya Dolar AS ini setidaknya hingga pengumuman Federal Open Market Committee (FOMC) – The Federal Reserve dilakukan yang akan menentukan arah pergerakan Dolar selanjutnya.

Pasca Yunani, Italia Siap Jadi Korban Bailout Selanjut


Euro melemah seiring memudarnya risk appetite di tengah kekhawatiran baru tentang implementasi kesepakatan hutangYunani, yang masih harus menunggu persetujuan parlemen Jerman hari Jumat mendatang.
Kesepakatan bail out Yunani disambut baik oleh banyak pihak, termasuk pelaku pasar keuangan dunia. Pergolakan isu hutang dari benua biru ikut mereda untuk sementara waktu. Namun tidak demikian halnya dengan tahun depan.

Namun tampaknya Masih ada negara lain yang terancam mengalami nasib serupa Yunani akibat perlambatan ekonomi kronis. Adalah Italia yang rentan masuk dalam daftar hitam dana talangan dalam waktu dekat.
Perdana Menteri Mario Monti memang yakin kalau perekonomian Italia hanya akan melambat secara marjinal di tahun 2013. Tetapi berbeda halnya dengan analis keuangan dan organisasi lain di luar sana. Analis lembaga keuangan Citi memperkirakan ekonomi di Italia melemah sampai 1,4%, setelah terperosok sebanyak 2,3% tahun ini. Sementara Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi menjadi minus 1% atau dalam kategori kontraksi.
Salah satu poin yang mengancam stabilitas ekonomi datang dari ranah politik. Masa jabatan Monti akan jatuh tempo tahun depan dan eks-PM Silvio Berlusconi dikabarkan tertarik lagi untuk menjadi orang nomor satu di Italia.

Berbagai skenario politik layak untuk dimunculkan oleh pelaku pasar mengingat arah kebijakan ekonomi dan finansial sangat tergantung pada siapa yang memimpin negara itu. "Kami masih memegang skenario dasar bahwa Italia akan dipaksa mengajukan dana talangan," ujar Giada Giani, Analis Citi.

Ia menilai fundamental ekonomi nasional masih belum solid. Efek dari pemangkasan anggaran sejauh ini sangat parah dan kemampuan pihak swasta untuk menyesuaikan diri dengan iklim pengetatan fiskal sangat rendah. Penurunan angka pertumbuhan ekonomi akan berdampak negatif pula terhadap rencana fiskal dan stabilitas hutang di masa depan.
Sementara Tekanan negatif juga datang dari keraguan investor tentang apakah anggota parlemen AS akan dapat mencapai kesepakatan untuk mencegah kenaikanpajak dan pemangkasan belanja secara otomatis di awal tahun 2013.

Jika pembahasan di parlemen AS berjalan dengan baik, maka aset-aset di kawasan Eropa termasuk Euro akan kembali menuai dukungan. Namun jika berjalan dengan buruk, bahkan masalah Perancis pun mungkin akan kembali diungkit oleh pasar. Dan itu dapat membuat Euro kembali tertekan.

Investor Berhati Hati Ambil Posisi Long Sterling


sterling merosot terhadap Dollar AS pada hari Rabu seiring meningkatnya keprihatinan atas masalah fiskal AS, yang beresiko menggelincirkan pertumbuhan ekonomi AS dan global. Investor juga terlihat berhati-hati dalam mengambil posisi long akibat kekhawatiran berkepanjangan terhadap ekonomi Inggris. Para analis berpendapat bahwa setiap rebound Sterling saat ini masih akan diikuti oleh aksi jual, kecuali prospek pertumbuhan ekonomi Inggris telah membaik.
Sementara Gubernur Bank of England Mervyn King pada hari Selasa mengatakan kepada anggota parlemen bahwa kemungkinan untuk melakukan pemulihan cepat pada tahun 2013 dan 2014 masih belum terlalu besar. Terkecuali ada penurunan lebih lanjut dalam nilai tukar yang riil, ekonomi Inggris nampaknya masih harus berjuang keras untuk bangkit, tambahnya.
"Poundsterling Inggris tidak terlalu bereaksi terhadap data fundamental karena kita memiliki krisis yang cukup serius di Eropa," kata Adam Myers, analis forex senior Calyon.

Krisis Eropa yang merupakan tetangga dekat Inggris memicu pejabat BoE untuk memberikan peringatan bahwa program pembelian obligasi bank sentral perlu ditambah untuk mendongkrak perekonomian, suatu langkah yang berpotensi untuk membanjiri pasar dengan sterling.
sementara Komentar terbaru dari pimpinan mayoritas Senat AS, Harry Reid terkait minimnya progress yang dicapai oleh Demokrat dan Republik telah menimbulkan kecemasan baru atas resiko resesi ekonomi jika kesepakatan untuk menghindari jurang fiskal AS gagal diraih.

Aussie Masih Sebagai Safe Haven


Tampaknya Pergerakan berbagai mata uang relative minim seiring minimnya data ekonomi yang dirilsi dan berita baru terkait geopolitik menyebabkan mata uang berisiko memasuki fase konsolidasi dalam kisaran yang cukup sempit sejak sesi Eropa hari ini.
Cross rate Yen Jepang merupakan salah satu penggerak terbesar untuk pairing USD/JPY melanjutkan koreksi ke 81.70 setelah sempat reli ke 82.20 sejak sesi Eropa.
Media lokal Jepang melaporkan bahwa pemerintah berpotensi untuk mengumumkan paket stimulus berikutnay senilai 880 milyar Yen pada hari Jumat ini, namun berita tersebut masih dihiraukan oleh para pelaku pasar seiring aksi profit taking yang tetap berlanjut akibat kecemasan jurang fiskal yang terpicu oleh komentar pimpinan mayoritas Senat AS, Harry Reid kemarin.
Secara terpisah, mata uang Aussie masih menjadi satu-satunya mata uang berisiko yang cukup stabil sementara Euro dan Sterling merosot tajam.

Fakta ini mengindikasikan bahwa mata uang Aussie masih menikmati arus safe haven seiring situasi politik di kawasan lainnya masih tidak menentu.
Selanjutnya para investor masih menunggu laporan New Home Sales dan laporan Beige Book yang dapat menyediakan topangan lebih lanjut, bagaimanapun jika para pemangku kebijakan AS masih mengalami kebuntuan, maka laju pengalihan resiko / risk aversion kemungkinan akan bertambah sehingga menekan berbagai mata uang lainnya termasuk Aussie

Rebound Sterling Bersifat Sementara


Terpantau sejauh ini pairing GBPUSD telah tembus dibawah level psikologis 1.6000, di level 1.5990 atau melemah -0.19% dibanding harga pembukaan, setelah sempat meraih titik tertinggi intraday di 1.6023 dan level terendah hariannya di 1.5990. Resisten terdekat tampak di area 1.6045 yang merupakan moving average 50 hari nya.
Krisis Eropa yang merupakan tetangga dekat Inggris memicu pejabat BoE untuk memberikan peringatan bahwa program pembelian obligasi bank sentral perlu ditambah untuk mendongkrak perekonomian, suatu langkah yang berpotensi untuk membanjiri pasar dengan Poundsterling.
Komentar terbaru dari pimpinan mayoritas Senat AS, Harry Reid terkait minimnya progress yang dicapai oleh Demokrat dan Republik telah menimbulkan kecemasan baru atas resiko resesi ekonomi jika kesepakatan untuk menghindari jurang fiskal AS gagal diraih.
Sebagian besar analis melihat tanpa adanya kenaikan prospek pertumbuhan Inggris, maka rebound mata uang poundsterling cenderung bersifat sementara dan malah berisiko mengalami tekanan jual di level harga yang cukup tinggi.

Inggris menghadapi pemulihan yang lambat dan berlarut-larut, Gubernur Bank of England Mervyn King mengatakan pada hari Selasa, dia menambahkan bahwa dia siap untuk menyesuaikan kebijakan moneter Inggris jika diperlukan.

Dalam laporan tahunan kepada anggota parlemen, King mengatakan bahwa perekonomian siap untuk pemulihan yang lambat dan inflasi tahunan kemungkinan masih diatas 2 persen untuk sementara waktu. Dia juga menambahkan bahwa outlook ekonomi global saat ini juga masih buruk.