Impor Jepang, yang merupakan tujuan ekspor terbesar ke-2 Australia, merosot 1,6% dibandingkan tahun lalu pada bulan Oktober.
Sementara tingkat ekspor bulanan Jepang kembali anjlok untuk kali kelima secara berturut-turut, terhambat oleh ketegangan perdagangan dengan China dan melemahnya permintaan di Eropa. Hal ini, seperti dilansir laman Bloomberg, Rabu (21/11), mendorong negara dengan tingkat ekonomi terbesar ketiga di dunia itu semakin mendekati jurang resesi menjelang pemilu Desember.
Menurut Kementerian Keuangan, di Tokyo, Ekspor bulan Oktober turun 6,5 persen dari tahun sebelumnya, sehingga defisit perdagangan menjadi 549 miliar yen atau sekitar US$6,7 miliar. Kontraksi tersebut di atas estimasi rata-rata 25 ekonom yang dikompilasikan oleh Bloomberg, yakni penurunan 4,9 persen. Sementara, pada periode yang sama, impor Jepang turun 1,6 persen.
Jepang kemungkinan bakal mengalami resesi pada kuartal ini, akibat melambatnya konsumsi domestik dan penurunan ekspor, yang menyumbang sekitar 15 persen dari perekonomian.
Lee Wai Tuck, analis mata uang Forecast Pte di Singapura mengatakan Bagaimanapun, Yunani masih menjadi patokan. Jadi jika terjadi sesuatu pada Yunani, negara anggota blok Euro lainnya pasti juga akan terseret. Aussie kemungkinan akan benar-benar kembali menuju paritas pada akhir Januari.
No comments:
Post a Comment