Friday, November 23, 2012

Akhir Pekan Sterling Bergerak Pada Range Sempit


Akhir pekan Sterling bergerak pada range yang sempit  lantaran investor masih diliputi perasaan cemas pasca data Inggris kemarin yang menunjukkan perekonomian negeri tersebut  sulit untuk mempertahankan pertumbuhan pada kuartal ini.

Hal itu menimbulkan persepsi bahwa Bank of England akan terus menjaga pelonggaran lebih lanjut. Selain itu survei tren industri yang dilakukan CBI menunjukkan pesanan pabrik Inggris yang lebih rendah dari ekspektasi di bulan November karena terpukulnya kepercayaan bisnis oleh ketidakpastian di Amerika Serikat dan Eropa.

Sementara data terbaru menunjukan Jumlah KPR yang disetujui perbankan Inggris mencapai 33.000 untuk bulan Oktober  lebih tinggi dari prediksi 32.300 dan publikasi sebelumnya 31.200.

Mata uang  Euro nampak bertengger kokoh di kisaran tinggi dalam 3-pekan terakhir vs USD (Jumat, 23/11) berkat besarnya harapan bahwa kreditur internasional akan segera menyepakati bantuan tahap berikutnya bagi Yunani.
Rally Euro juga terbantu oleh data yang menunjukkan aktivitas manufaktur zona Euro ternyata muncul tidak seburuk perkiraan sebelumnya di bulan November, sehingga hal itu meredakan kekhawatiran terhadap resesi yang lebih dalam.
Namun demikian pemulihan Euro nampak masih rapuh seiring masih suramnya prospek ekonomi dalam beberapa bulan mendatang, sehingga dikhawatirkan hal itu memicu diambilnya kebijakan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa.

Disisi lain Para pejabat Uni Eropa optimis kesepakatan dengan Inggris akan dicapai untuk mengatur anggaran jangka panjang blok tersebut, meskipun terdapat ancaman dari Perdana Menteri David Cameron untuk menggunakan hak vetonya.

Dalam sebuah terobosan yang dihasilkan pada KTT para pemimpin Eropa di Brussels yang berlangsung selama dua hari, Financial Times melaporkan bahwa Cameron akan menerima anggaran sebesar 940 miliar euro (sekitar Rp11,5 kuadriliun) mulai 2014 hingga 2020.
Delapan dari negara-negara kontributor pendapatan bersih, yaitu Austria, Inggris, Denmark, Perancis, Finlandia, Jerman, Belanda dan Swedia, bersama-sama menuntut pemotongan anggaran, meskipun terdapat perbedaan opini dalam hal-hal terkait anngaran yang dipotong dan berapa banyak.
Usulan terbaru dalam KTT tersebut sementara telah menyebabkan Inggris untuk membayar pemotongan tahunan sebesar 3,6 miliar euro (sekitar Rp44,2 triliun), sementara mengurangi pemotongan Swedia, dan gagal untuk memenuhi permintaan Denmark untuk mendapatkan pemotongan juga.

No comments:

Post a Comment